Sabtu, 25 April 2009

sebenarnya gini lho...

padahal aku lagi pusing banget,,,
tapi,,,pas aku denger dari temen - temen ku kalo ada tugas buat Blog,,,
waaahhh,,,capcyus deh tuh,,,

aku langsung aja ke warnet,,,
aku langsung Browsing sana - sini,,,

yaaah,,,beginilah hasilnya,,,

awas,,,buat temen - temen,,,
jangan sampai salah asuhan lho,,,

hehehehehehehe,,,,,,,

memorial truth

gadisku hentikan tangismu… karena aku tau air mata tak bisa lagi membasahi pipimu… yang ingin kau tau… aku terus membutuhkanmu… janganlah dirimu merasa tak berarti bagiku… karenamu aku bisa menjadikan hidupku lebih dan lebih… walau aku mencoba melupakanmu… tetap tak bisa… karena aku melupakanmu dengan ketakmampuanku… kau akan selalu ada bagai sinar mentari yang menghangatkan setiap kehidupanku… bagai terangnya sinar rembulan yang menerangi gelapnya kehidupan malamku...
janganlah lagi kau menangis wahai gadisku… hidupmu akan jauh lebih baik… karena hidupmu membawa ketenangan disetiap kericuhan… membawa kedamaian disetiap pertikaian anak manusia… membawa keindahan yang abadi bagi setiap bobroknya kehidupan… membawa wangi disetiap aroma busuk kehidupan… teruslah hidup… gadisku… gadisku…ya… gadisku…

benernya...ini hadiah dari mamasku...
he...he...he...

Akan Lahir Pemimpin Perempuan Seperti Nyaimas Ayu Gandasari




Jamaah Asy Syahadatain Bicara Bupati Indramayu Masa Depan
“Gusti sinuhun nawuri sorban, mideri masjid minangka hudan,
dipun beber Nyaimas Ayu Gandasari sing Dermayu,”. Ungkapan syair yang ditulis oleh Habib Muhammad bin Ismail bin Yahya pada tahun 1942 itu, terus berkumandang ketika acara pertemuan rutin ratusan jamaah Asy Syahadatain di Desa Wanakaya Tumpal Wetan Blok 7, Kecamatan Haurgeulis.
LAPORAN: KHOLIL IBRAHIM DARI HAURGEULIS
KEGIATAN
tawasulan 35 hari sekali itu lain dari biasanya. Meski tujuan utamanya adalah mempererat tali silaturahmi, namun dengan kehadiran Habib Ahmad Yahya (70), pimpinan Jamaah Asy Syahadatain wilayah barat Kabupaten Indramayu, pertemuan itu terasa istimewa. Apa pasal?
Tak lain, karena dibahasnya sebuah syair yang sudah latah diucapkan oleh mayoritas jamaah Asy Syahadatain, namun artinya belum dimaknai secara mendalam. Nah, pada kesempatan itu, Habib Ahmad Yahya, berkesempatan membeberkan syair, sebagai sebuah bukti sejarah yang menyebut-nyebut Nyaimas Ayu Gandasari sing Dermayu.
Secara eksplisit, kata Habib Ahmad Yahya, syair yang dibuat pada masa Dai Nippon (penjajahan Jepang) berkuasa itu, memprediksi akan munculnya seorang pemimpin perempuan di Bumi Wiralodra di masa mendatang. Yang dimaksud Gusti sinuhun, jelasnya, adalah pimpinan. Nawuri sorban artinya lemah lembut, dan penuh kasih sayang kepada rakyatnya. Mideri masjid maksudnya memakmurkan kehidupan beragama Islam dengan menunaikan syariat Islam yang sebenarnya.
Sedangkan minangka hudan, berarti akan memperoleh petunjuk dan ridho Allah SWT, serta kemuliaan dan kemakmuran yang luar biasa. Dipun beber akan dipimpin, Nyaimas Ayu seorang yang cantik baik dohir maupun bathinnya. Gandasari sing dermayu, seorang wanita asli keturuan dari Indramayu. “Dari tanda-tanda syair tersebut, sudah saatnya pimpinan Indramayu dipegang oleh seorang wanita yang lembut hati, baik budi, dan tidak tercela,” ujar Habib.
Lalu siapakah gerangan wanita itu? “Mari kita intrepresatikan dengan kondisi Indramayu sekarang ini,” sambung Habib Muhamad Bin Aqil Yahya Pimpinan Jamaah Asy Syahadatain Kabupaten Indramayu.
Diterangkannya, selama kurun waktu delapan tahun terakhir, Kabupaten Indramayu mengalami kemajuan yang semakin pesat. Baik di bidang pembangunan fisik maupun mental spritual. Keberhasilan itu berkat kemimpinan Bupati H Irianto MS Syafiuddin (Yance).
“Dibalik kejayaan Pak Yance, tidak serta merta adalah hasil karyanya sendiri. Tapi ada pihak lain yang turut mendukungnya. Dan yang paling terbesar adalah, jasa dari istrinya sendiri, yakni, Hj Anna Sophana Irianto,” terang Habib Muhamad bin Aqil Yahya yang akrab dipanggil Kang Ayip ini.
Dengan kesabaran, kesetiaan dan kebesaran hatinya, Bupati Yance dapat memfokuskan tugasnya mempimpin masyarakat Indramayu. Tantangan, cobaan, rintangan yang dihadapi oleh sang suami, tentu dirasakan pula oleh sang istri. Dua belah pihak sebagai sepasang suami istri, kata Kang Ayip, sudah tentu mendalami pemikiran dan sikap masing-masing.
“Hj Anna tentu belajar banyak dari suaminya bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Bahkan, boleh dikata, luar dalam ilmu yang dimiliki oleh Bupati Yance, sudah tentu menular kepada istrinya,” ucapnya.
Jika dikaitkan dengan filosofi syair yang dikumandangkan, terang Kang Ayip, sudah tentu ada kesinambungan. Hj Anna Sophana Irianto, sepertinya mempresentasikan sosok Nyimas Ayu Gandasari. “Tentu sejarah yang akan membuktikannya. Namun berangkat dari syair yang ditulis oleh Habib Muhammad bin Ismail bin Yahya pada tahun 1942 itu, serta membaca, melihat dan membuktikan kondisi dengan saat ini, sudah tentu selaku jamaah Asy Syahadatain akan mendukung Hj Anna Sophana menjadi Bupati Indramayu masa depan,” pungkasnya. (*)